Hmmm,
wow, bagian dalam dari rumah ini sungguh tampak berbeda dengan tampilan luarnya
yang hanya bercat biru yang membosankan. Saat aku masuk ke dalam rumah nyonya
Shelly, aroma seperti kayu manis samar-samar tercium olehku. Saat lampu mulai
dinyalakan, sekarang aku dapat dengan jelas melihat seiisi rumah itu. Tepat di
depan pintu, sekitar 2 meter dari pintu, ada tangga naik yang melintang. Tangga
itu berbentuk spiral lebar, terbuat dari kayu yang kokoh, begitu juga dengan anak
tangganya. Tangga kayu itu meliuk menjuntai ke lantai atas. Rumah ini begitu
unik, dari luar aku tak bisa mengetahui bahwa rumah itu bertingkat. Di lantai
bawah dilengkapi dengan tempat perapian tepat di sudut ruangan bila aku melihat
ke arah jam sepuluh. Di lantai atas, aku hanya melihat rak-rak buku yang
didesign tertanam sedikit menjorok ke dalam tembok. Rak buku itu tertata apik,
melingkari hampir setengah bagian ruangan di lantai atas. Buku-buku berbagai
macam ukuran ada di situ. Aku rasa nyonya Shelly adalah orang yang gemar
membaca. Ada juga sudut membaca yang sudah dilengkapi dengan sebuah kursi dan
terdapat sebuah lampu berdiri dengan cahaya lampu berwarna kekuningan berada
tepat di sebelah kiri kursi baca itu.
“Waaaah, rumah anda begitu elok dan terlihat
nyaman ditinggali” pujiku sambil menghusap gagang induk tangga.
“Begitukah menurutmu? Hmmmh, ayahku
adalah seorang arsitek spesialis rumah kayu. Ayahku lah yang mendisain denahnya
dan memilih semua bahan yang akan digunakan, termasuk kayu-kayunya. Ayahku
sangat pandai memilihkan sesuatu dan mencocokannya dengan fungsinya agar
menjadi sesuatu yang indah, meski terlihat sederhana namun tetap berkualitas
dan juga tahan lama. Orang berfikir bahwa memilih kayu sebagai interior utama
itu mudah. Tapi nyatanya tidak sama sekali”. Aku mulai menyimak ceritanya.
“Seluruh lantai dan dinding di rumah ini
terbuat dari kayu-kayu pilihan yang diambil dari pepohonan dekat area pertambangan
logam. Kata ayahku, kayu yang tumbuh di area itu, sangatlah kuat, bahkan saat
akan menebang, para pekerja sampai harus membuat gergaji khusus dari chrome
- logam paling kuat dari antara semua jenis logam. butuh waktu lama
untuk menebang pohon dengan diameter kurang-lebih 2 meter. Maka dari itu, rumah
ini dan segala isinya sangatlah kokoh, termasuk tangga ini. Meskipun terlihat
rapuh, anak tangga ini bisa memuat beban hampir sebanyak sepuluh orang dewasa.
Memang tak semua terbuat dari kayu, tapi sebagian besar. Rumahku ini sangat
nyaman ditinggali. Kau masih akan merasa sejuk ketika musim panas di luar sana
membuat tanah menjadi sangat panas; saking panasnya, sampai-sampai hampir
membakar telapak kakimu bila kau mencoba berjalan tanpa alas kaki. Begitu pula
saat musim salju yang dinginnya terasa menusuk menembus kulit dan tulangmu, tetapi
rumah ini masih akan menjagamu agar selalu hangat bahkan saat kau tak memakai
baju hangat atau selembar selimut pun. Saat aku masih remaja, mungkin usiaku
waktu itu 14 tahun dan ibuku baru saja meninggal dunia karena sakit, aku pernah
bertanya kepada ayahku, kenapa dia banyak memakai kayu untuk membangun rumah
ini. Tapi ayahku tak mengatakan jawabannya dengan jelas; sambil tersenyum dia
hanya berkata,
“Kau akan tahu saat kau meninggalinya dalam waktu yang lama”.
Awalnya aku tak tahu apa maksudnya, namun saat aku meninggali rumah ini dalam
waktu yang lama seperti yang ayahku katakan, barulah aku merasakannya.
Ehhhm...kayu-kayu ini sangat tahan di berbagai cuaca dan kau tahu, berapa usia
rumah ini? Sudah hampir 100 tahun.
Bagikan
THE APART-MENT Chapter 1-3
4/
5
Oleh
Chika