Pak James
memelototkan matanya ke arahku, matanya memandang jauh ke dalam mataku dan
bertanya dengan nada serius padaku
“Dari mana kau tahu tentang rumah itu,
anakku? dan kenapa kau ingin menginap di rumah itu?”
Aku merasa bingung dan terdiam sesaat
melihat reaksi yang diberikan pak James kala itu.
“Aku tak tahu, pak James. Aku hanya
ingin menghabiskan waktu musim dingin dengan berlibur dan salah seorang temanku
merekomendasikan tempat itu. Ku kira kau sudah tahu.”, jawabku dengan bingung.
“Salah
satu temanku memberiku nomor kontak ini, atas nama keluarga Banner”, sambungku
sambil mengeluarkan dan menunjukkan kertas kecil yang kuselipkan di dompetku.
Di situ tertulis [ Banner, Grand Shade – 009 555 7098 ]. “Apa kau yang
mengijinkannya kemari, sayang?” tanya pak James kepada nyonya Shelly. Dengan
gugup, nyonya Shelly mendekati pak James
“Ayolah, James, ini sudah 7 tahun sejak
kejadian itu. Kejadian itu sudah sangat lama terjadi dan semuanya sudah
berakhir.”, ungkap nyonya Shelly kepada pak James sambil menghusap-husap
punggung pak James untuk menenangkannya. “tidak ada yang berakhir, Shelly!”,
jawab pak James dengan suara keras dan sedikit membentak.
Aku semakin merasa bingung dan syok.
“Ada apa ini sebenarnya? Aku
menelepon dan aku merasa telah diterima saat berbicara di telpon dan aku
dipersilahkan dan diijinkan untuk mengunjungi dan bermalam di Grand Shade, atau
apa lah nama nya itu. Sekarang aku sudah di sini dan hal ini baru kudengar
sekarang. Cerita apa yang dimaksud?!” tiba-tiba emosiku tersulut. Aku melihat
nyonya dan tuan Banner terdiam sesaat. Mungkin mereka kaget dengan nada
bicaraku yang mulai tinggi.
“Hmmmmh,
ma-ma-maafkan aku, aku tak bermaksud untuk marah.”,
Hening sejenak ...
“Sebenarnya, dulu
Grand Shade adalah salah satu villa di kota ini.”, ucap pak James tiba-tiba.
“Grand Shade adalah milik keluargaku; lebih tepatnya, milik ayahku. Ayahku
mempercayakan Grand Shade padaku untuk aku kelola, karena waktu itu ayahku
sudah mulai tua dan sakit-sakitan.”, lanjutnya.
“Dulu Grand Shade merupakan
villa favorit pengunjung. Sejak dibuka 37 tahun yang lalu, sudah ada lebih dari
2.300 orang yang terdiri dari keluarga, dan sekelompok orang yang ingin
menghabiskan waktunya untuk menginap di Grand Shade. Mereka semua datang dari
tempat dan kota yang jauh. Meskipun
jalan menuju Grand Shade cukup jauh dan sulit, orang-orang itu tetap
rela melakukan perjalanan itu. Mulai dari menggunakan mobil, kuda sampai dengan
berjalan kaki. Semua orang yang menginap mengaku senang bisa menyempatkan
bermalam di villa kami. Villa kami menjadi semakin terkenal sampai ke luar
Reven Det 36. Tapi semua itu tak berlangsung lama; suatu hari..., ya...hari
itu, hari dimana seorang pengunjung yang tinggal di sana lebih dari satu
minggu, menjadi gila, lalu di suatu malam seorang penduduk melihat pengunjung
Grand Shade itu tiba-tiba berlari dari dalam rumah sambil berteriak-teriak
dengan brutalnya kemudian menjatuhkan diri dari jembatan yang berada tak jauh
dari situ. Jauh di bawah jembatan itu, mungkin sekitar 200 meter, terdapat
sebuah sungai dangkal dengan batuan-batuan besar.
Bagikan
THE APART-MENT chapter 1-6
4/
5
Oleh
Chika
