Friday, 23 September 2016

THE APART-MENT chapter 1-6

Pak James memelototkan matanya ke arahku, matanya memandang jauh ke dalam mataku dan bertanya dengan nada serius padaku   
                    
“Dari mana kau tahu tentang rumah itu, anakku? dan kenapa kau ingin menginap di rumah itu?”            
                                                                                    
Aku merasa bingung dan terdiam sesaat melihat reaksi yang diberikan pak James kala itu.    
                                                                                                               
 “Aku tak tahu, pak James. Aku hanya ingin menghabiskan waktu musim dingin dengan berlibur dan salah seorang temanku merekomendasikan tempat itu. Ku kira kau sudah tahu.”, jawabku dengan bingung.             
                                          
“Salah satu temanku memberiku nomor kontak ini, atas nama keluarga Banner”, sambungku sambil mengeluarkan dan menunjukkan kertas kecil yang kuselipkan di dompetku. Di situ tertulis [ Banner, Grand Shade – 009 555 7098 ]. “Apa kau yang mengijinkannya kemari, sayang?” tanya pak James kepada nyonya Shelly. Dengan gugup, nyonya Shelly mendekati pak James       
          
“Ayolah, James, ini sudah 7 tahun sejak kejadian itu. Kejadian itu sudah sangat lama terjadi dan semuanya sudah berakhir.”, ungkap nyonya Shelly kepada pak James sambil menghusap-husap punggung pak James untuk menenangkannya. “tidak ada yang berakhir, Shelly!”, jawab pak James dengan suara keras dan sedikit membentak.

  Aku semakin merasa bingung dan syok.   
                                                            
“Ada apa ini sebenarnya? Aku menelepon dan aku merasa telah diterima saat berbicara di telpon dan aku dipersilahkan dan diijinkan untuk mengunjungi dan bermalam di Grand Shade, atau apa lah nama nya itu. Sekarang aku sudah di sini dan hal ini baru kudengar sekarang. Cerita apa yang dimaksud?!” tiba-tiba emosiku tersulut. Aku melihat nyonya dan tuan Banner terdiam sesaat. Mungkin mereka kaget dengan nada bicaraku yang mulai tinggi.     
   
 “Hmmmmh, ma-ma-maafkan aku, aku tak bermaksud untuk marah.”,   
     
Hening sejenak ...       
                                                                            
“Sebenarnya, dulu Grand Shade adalah salah satu villa di kota ini.”, ucap pak James tiba-tiba. 

“Grand Shade adalah milik keluargaku; lebih tepatnya, milik ayahku. Ayahku mempercayakan Grand Shade padaku untuk aku kelola, karena waktu itu ayahku sudah mulai tua dan sakit-sakitan.”, lanjutnya. 

“Dulu Grand Shade merupakan villa favorit pengunjung. Sejak dibuka 37 tahun yang lalu, sudah ada lebih dari 2.300 orang yang terdiri dari keluarga, dan sekelompok orang yang ingin menghabiskan waktunya untuk menginap di Grand Shade. Mereka semua datang dari tempat dan kota yang jauh. Meskipun  jalan menuju Grand Shade cukup jauh dan sulit, orang-orang itu tetap rela melakukan perjalanan itu. Mulai dari menggunakan mobil, kuda sampai dengan berjalan kaki. Semua orang yang menginap mengaku senang bisa menyempatkan bermalam di villa kami. Villa kami menjadi semakin terkenal sampai ke luar Reven Det 36. Tapi semua itu tak berlangsung lama; suatu hari..., ya...hari itu, hari dimana seorang pengunjung yang tinggal di sana lebih dari satu minggu, menjadi gila, lalu di suatu malam seorang penduduk melihat pengunjung Grand Shade itu tiba-tiba berlari dari dalam rumah sambil berteriak-teriak dengan brutalnya kemudian menjatuhkan diri dari jembatan yang berada tak jauh dari situ. Jauh di bawah jembatan itu, mungkin sekitar 200 meter, terdapat sebuah sungai dangkal dengan batuan-batuan besar. 

Bagikan

Jangan lewatkan

THE APART-MENT chapter 1-6
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.