Wednesday, 14 September 2016

THE APART-MENT chapter 1-5

           Aku mulai tercengang. Aku kira mungkin ini adalah Grand Shade yang aku cari.                                                                                                                    
        “Tinggal lah dulu sebentar untuk makan malam. Sebentar lagi suamiku pasti akan pulang dengan wine di tangannya.” Katanya, sambil menggenggam tanganku, “sudah lama tak pernah ada seorang pun yang berkunjung ke rumah kami ini. Makan malam lah bersama kami, setelah itu suamiku dan aku akan mengantarmu ke Grand Shade.”                                                                           

        Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Waaah, tak ku sangka kami sudah mengobrol begitu lama dan... “brum... brum...” kami mendengar suara mesin mobil, 

         “Ah, itu suamiku pulang!” Kata nyonya Shelly sambil bergegas menuju pintu depan. Benar saja, saat pintu dibuka, aku melihat seorang pria tua sedang berjalan pelan mendekat menuju pintu.                                                              

          “Sayang, apakah tamunya sudah datang?” suara pria itu begitu parau namun terdengar bijaksana.                                                                                                     

         “James, masuklah, kuperkenalkan tamu kita” jawab nyonya Shelly sambil melepas mantel yang dikenakan pria itu. 

             “James, perkenalkan ini tamu kita, Lilian Bricks. Lilian, ini suamiku, James” Nyonya Shelly begitu bersemangat. 
            
            “Oh iya..., selamat datang nona Briks. Senang berjumpa dengan anda. James Banner” tangan tuanya meraih untuk bersalaman,                                            

            “Sama-sama, tuan Banner. Panggil saja aku ‘Lilian’” tanganku menyambut tangan pria tua itu. Pria itu begitu terlihat tua, namun badannya masih tegap, sehat dan bugar.                                                                                                                     

        “Ah, baiklah. Panggil saja aku ‘pak James’. Orang-orang di sini biasa memanggilku begitu. Mari silahkan masuk, nak.” ajaknya.                               

               Kami bertiga segera masuk dan aku seakan langsung digiring segera menuju ke sebuah ruangan yang terletak dekat sebuah teras yang hanya dipisahkan oleh pintu kaca geser yang sudah sedikit terbuka. Di ruangan itu aku melihat sebuah meja bulat sedang, dengan lima buah kursi mengelilinginya, dilengkapi dengan lampu cantik yang menggantung tepat di atas meja.  Di atas meja telah tersedia beberapa menu yang sudah tertata rapih.                                                                     

           “Wow, siapa yang sudah menyediakan ini semua? Bukannya sedari tadi kita mengobrol, nyonya Shelly?” tanyaku sambil tercengang.                                   

             “Aku memang sudah tua, tapi aku selalu cekatan dalam melakukan sesuatu. Tak perlu waktu lama untukku menyediakan semua hidangan ini. Silahkan, duduk lah dengan nyaman.”                                                                                

            Nyonya Shelly menarikkan satu kursi untukku dan mempersilahkan aku duduk. Dada ayam tanpa kulit yang dipanggang dengan taburan tumisan paprika warna-warni di atasnya, salad lotus hijau dan ungu dan bawang bombai yang dicampur dengan minyak zaitun, semangkuk besar kentang tumbuk, semangkuk kecil... saus atau apa ya itu,,,? dan oh, ada cinnamon roll kesukaanku! Tak heran aku mencium bau kayu manis sewaktu aku masuk ke rumah ini tadi. Ternyata inilah sumbernya.                                                            
            “Kling,,,” tuan James menata gelas-gelas wine di atas meja, tepat di tengah menu makan malam kami.                                                                           

               “Maafkan aku datang terlambat. Seharusnya kita tak perlu terlambat makan malam seperti ini dan maafkan kami hanya bisa menyediakan ini, semoga sesuai dengan seleramu”, ujar pak James ramah.                                                     

             “Ah, tak apa-apa. Ini semua sudah lebih dari cukup. Semua adalah makanan favoritku; apalagi cinnamon roll ini. Lagian aku sudah lupa waktu karena dari tadi asyik mendengar cerita dari nyonya Shelly.” ungkapku menghibur .  

              Nyonya Shelly begitu semangat menyendokkan kentang tumbuk ke atas piring makanku. Disusul dengan satu slice dada ayam panggang dengan tumisan paprika yang disiramnya dengan saus berwarna putih yang ternyata adalah saus keju dan tak lupa ditatanya salat lotus di pinggirnya.                 

     “Silahkan dinikmati” katanya, sambil tersenyum ramah. Mereka berdua memandangiku sesaat; mungkin menungguku melakukan suapan pertama. Kuangkat garpu dan pisauku, aku mulai menusuk dan mengiris dada ayam panggang, kujumput seiris paprika yang ditumis dan tak lupa saus putih yang menggoda, lalu... hap,....

           “Hmmmm... oh, astaga, ini enak sekali!” seruku sambil terbelalak.  
                      
          “He he he... silahkan dihabiskan. Yang satu potong lagi itu juga untukmu, Lilian” ujar pak James sambil terkekeh melihat ekspresiku.

          Hidangan malam itu begitu terasa menyenangkan; dan juga obrolan malam itu di meja makan ditutup dengan segelas wine yang menghangatkan tubuhku dari dinginnya malam yang mulai menusuk kulit. Aku seperti menemukan keluarga baru, mereka seperti kakek dan nenekku sendiri. Liburanku kali ini dibuka dengan hal yang berwarna. Sambutan dari wanita tua yang suka sekali bercerita namun ramah, dan juga suaminya yang gemar menceritakan hal-hal lucu dan mustahil yang pernah dialaminya saat dia masih muda dulu. Tapi petualangan ini sama sekali belum dimulai. Di tengah-tengah obrolan kami, aku mulai bertanya tentang rumah Grand Shade yang akan aku tempati sepanjang liburan kali ini. Tapi respon Tuan Banner sungguh membuatku sempat gentar dan hampir saja kehilangan keinginanku untuk menginap di sana. Dia mengatakan, bahwa rumah itu memiliki sejarah kelam yang telah lama disimpan oleh keluarga Banner. Katanya...

Bagikan

Jangan lewatkan

THE APART-MENT chapter 1-5
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.